Utama

Sabtu, 25 Agustus 2018

Kota Depok, Wilayahnya Terbentuk dari Tanah Partikelir dan Pardikan



Wilayah Depok, ternyata terdiri diri dari tanah partikelir dan tanah pardikan. Tanah Partikelir, milik Cornelis Chastelein, tanah yang tidak ada kaitan dengan kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. Tanah pardikan, yang dimilliki Sersan Majoor St. Martin, Land Tjinere, yang diberikan Pemerintah Hindia Belanda atas prestasinya menumpas pemberontakan Kapitien Joker, di Batam. 

SUHARTO, SE., MM. 
PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA (PSI)
CALEG DPRD KOTA DEPOK, DAPIL 2 (BEJI, CINERE, LIMO)
Ceritanya bermula pada abad 18, pada tahun 1674, seorang pemuda bernama Cornelis Chastelein, merantau ke Hindia Belanda. Di Hindia Belanda, Batavia, Cornelis bekerja sebagai Boekhouder bij de kamer van zeventien (pemegang buku) di kantor Dewan Pengurus Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC). 
Pada tahun 1682, Cornelis Chastelein menikahi wanita cantik Belanda bernama Chatarina vaan Quaalberg. Karirnya semakin moncer, pangkatnya naik terus, dia menjadi orang kaya raya. Cornelis memiliki Putra bernama Anthony Chastelein. Entah mengapa, ditengah perjalanan, tahun 1692, Cornelis mengundurkan diri dari VOC, karena berselisih paham dengan Gubernur jenderal Hindia Belanda, Willem van Outhorn. 
Setelah tidak bekerja di VOC, dia mulai berwiraswasta. Empat tahun setelah itu, 1696, Cornelis membeli lima persil tanah seluas 1.244 ha di Land Depok dari seorang tuan tanah Tio Tiong Ko (Tionghoa). Persil itu berada di desa Pitara, Kampung Sengon, Kampung Parung Blimbing. Persil yang dimiliki Cornelis ini menambah persil yang berada di Lenteng Agung, Pasar Minggu, hingga Gambir. 
Dengan persil yang dibeli, Cornelis mengusahakan pertanian, peternakan, dan perkebunan. Bermodal persil yang luas, Cornelis mendatangkan banyak Budak (tenaga kerja) yang dibeli dari raja-raja dari Bali, Sulawesi Selatan, Timor, Nusa Tenggara Timur dan wilayah lain di Hindia Belanda. 
Dalam perjalanannya, Cornelis berhasil membangun kerajaan bisnisnya. Pertanian dan perkebunan, serta peternakannya membuahkan hasil. Karet dan hasil perkebunan lainnya diekspor ke ngeri Belanda. Cornelis kerap memanggil  budaknya dengan sebutan Jan Van Bali, Daniel Van Makassar, Alexander Van Makassar dan Lambert van Bali, dan sebagainnya. 
Dan tahun 1715, Cornelis memerdekankan budaknya dengan membaptis kristiani ke dalam 12 Marga (Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholense, Soedira, Samuel dan Zadokh). Ini merupakan cita -cita Cornelis mengembangbiakan penduduk asli beragama Nasrani, yang bisa hidup di tanah miliknya. Tanah milik Cornelis itu berubah menjadi pusat pengembangan agama Kristen di Depok. 
Tak lama Cornelis Chastelein meninggal, tugas membimbing umat dilanjutkan puteranya, Anthony Chastelein. Sesuai surat wasiat sang ayah, Anthony mendaftarkan tanah milik ayahnya di Depok, dengan mengatasnamakan mantan budak sesuai yang tertulis di surat wasiat. Namun, belum selesai proses itu, Anthony, Februari 1715 meninggal dunia. 
Sepeninggal Anthony, Anna Chastelein de Haan, janda Anthony, menikah dengan Johan Francois de Witte van Schoten, seorang anggota Raad van Justice, 1717. Sebagai ahli hukum, Johan Francois menafsirkan para mantan budak Cornelis Chastelein beserta keturunannya, hanya mempunyai hak menggunakan tanah secara bebas untuk selamanya.  Akhirnya, surat kemepilikan tanah Depok tercatat atas naman Johan Francois de Witte van Schoten.
Perkembangan selanjutnya, hak guna atas tanah Depok berlaku hingga 1850, dan Raad van Indie mengumumkan secara resmi Tanah Depok atas nama Mantan Budak Cornelis Chastelein. 
Tahun 1871, Raad van Administratie membentuk badan pengurus yang dikenal dengan Het Gemeente Bestuur van  Particuliere Land Depok (De Banier, 1914). Pemerintahan Depok terbentuk yang dipimpin presiden. Presiden ini dipilih setiap tiga tahun sekali, dari kelompok komunitas mantan budak. Yang dikenal dengan sebutan Belanda Depok. Presiden ini bukan tuan tanah tetapi coordinator pengurus (bestuur) dari Gemeente. 
Tanah Partikelir yang dimiliki Cornelis Chastelein mendapat pengakuan Pemerintah Hindia Belanda di Batavia. Pemerintahan Batavia juga setuju, tanah yang dimilliki Cornelis itu untuk dikelola secara otonom dengan menyelenggarakan pemerintahan sipil secara khusus (gemeente bestuur)
Meski pada masa Cornelis, belum sempat dibentuk, Gemeente bestuur baru bisa diusahakan tahun 1872 oleh pewaris Cornelis Chastelein, para pekerjanya yang telah dimerdekakan guna membentuk tatanan awal pemerintahan sipil di Depok dalam organisasi bercorak republik. Gedung Gemeente Bestuur (sekarang rumah sakit Harapan Depok) sebagai pusat pemerintahan kotapraja, yang berada Jalan Pemuda. 
Mantan budak dan keluarganya tumbuh menjadi komunitas di Depok dengan identitas memiliki tanah dan beragama Kristen. Ini membedakan dengan warga sekitar tempat tinggal mereka, keberadaannya secara yuridis formal, pemilik tanah, meskipun dalam hal ini mereka menguasai dan mengaturnya secara kolektif.
Meski mendapat pengakuan, tanah partikelir dan berhak membuat gemeente, warga land Depok juga tidak mendapat keistimwaan dari pemerintah. Pemerintah mengukur kontribusi warga untuk membangun jalan, jembatan, dan mengembangkan lahan pertanian. Prinsip itu yang dipegang untuk memaksimalkan pemerintahan kala itu. 
Tidak ada yang istimewa, ketenaran Depok di mata pemerintahan Belanda, hanya sekelompok warga yang memegang teguh dan melestarikan wasiat Cornelis Chastelein. Ketenaran land Depok memuncak manakala Land Depok menjadi pusat Zendeling (pengutusan) (1871). Hal itu membuat Belanda tidak bisa berbuat apa-apa. Depok menjadi pusat Zending penyebaran agama Kristen melalui kabar keselamatan yang diberikan Allha kepada seluruh dunia. 
Meski demikian, antara pemerintah Hindia Belanda dengan Warga Gemeente Depok terjadi selisih pendapat. Saat pemerintah Hindia Belanda menerapkan pajak untuk land Depok, Warga Gemeente Depok protes keras. Bahwa Land Depok tidak ada kaitannya dengan kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda, tanah Partikelir.
Persoalan ini mengemuka Pemerintah Hindia Belanda bersikeras dan menganggap warga gemeente Depok sebatas penyewa lahan. Sedangkan warga Gemente berpegang, sejak tahun 1741, land Depok warisan Cornelis Chastelein. Tahun 1933, Pemerintah Hindia Belanda menerapkan pajak (Staatsblad 352), dan bertindak tegas terhadap warga yang tidak memenuhi kewajiban membayar pajak bakan dikenakan denda.
Begitu penyewa land depok tidak membayar pajak, kasusnya di bawa ke pengadilan dan memutuskan warga penyewa itu harus membayar pajak. Selain membayar pajak, penyewa itu juga dibebankan biaya persidangan. Ini merupakan shok terapi bagi warga Gemente Depok agar tidak main-main dengan kewajiban pajak.
Mulai saat itu pemerintah bersama peminpin local menggerakan warganya berpartisipasi membayar pajak, membangun jalan, jembatan, irigasi. Dari situ pemanfaatan semua fasiliats itu dioptimalkan untuk semua. 
Sensus penduduk, Tahun 1930, di Depok terdapat  dua distrik Timur dan Barat sungai Tjiliwung. Timur berada di Distrik Tjibinong yang terdiri dari Tapos, Tjilangkap, dan Tjilodong dan kemandoran Tjimanggis dan Tjilodong. 
Sedangkan disisi barat berada di distrik Paroeng terdapat 29 desa Tjinangka, Tjinere, Tjipajoeng, Tjitajam, Tjoeroeg, Bedji, Bodjonggede, Grogol, Kalisoeren, Kedoengringin, Kemiri Moeka, Koekoesan, Limo, Mampang Ilir, Mampang Oedik, Nangerang, Paboearan, Pangkalan Djati, Paroengblingbing, Pasir Poetih, Pitara, Ratoe Djaja, Rawadenok, Saroea, Sasak Pandjang, Sawangan, Tadjoerhalang dan Tanahbaroe. Gemeente Depok bagian dari desa Paroengblimbing.
Catatan, setelah Indonesia merdeka, tepatnya tahun 1950, status tanah partikelir di bubarkan oleh pemerintah Indonesia, termasuk gemeente Depok. Pemerintah Indonesia menyerahkan sebagian tanah partikelir yang dianggap sebagai Kommunal bezit dan Eigendom, atau milik bersama, masyarakat Depok. Termasuk di dalamnya tanah yang dimiliki secara pribadi ke-12 marga warga Depok.  

Tanah Pardikan
            Sedangkan tanah pardikan adalah Land Tjinere yang kemudian menjadi bagian dari Depok. Land Tjinere adalah tanah hadiah yang diberikan pemerintah Hindia Belanda kepada Sersan Majoor St. Martin, atas prestasinya menumpas pemberontakan Kapitein Jonker di Batam, 1689.  Prestasinya St. Martin mendapat hadiah Land Tjinere yang melingkupi Pangkalan Djati, Tjinere, Tanah Baroe, Krokot dan Maroejoeng. St. Martin juga memiliki Land Tjitajam. Land Tjinere perannya semakin diperhitungan karena industry perkebunannya. Lima Tahun, kemudian, St. Martin meninggal dunia. 
            Entah bagaimana ceriatanya, land Tjinere berpindah ke Raden Adipati Aria Soeria di Redja, mantan Regent van Chirebon dan sudah lama tinggal di Land Tjinere.  Tahun 1886 Raden Adipati memiliki hutang kepada Said Alie bin Hassan Alatas. Untuk menutupi hutang, land Tjinere di sita dan di lelang. Tahun 1899, oleh J.Schoutendorp, Land Tjinere dijual. 
Sebelumnya, Cinere terdiri dari beberapa dusun yang dihuni warga Betawi, terlihat masih banyak hutan karet, lahan persawahan, dan rawa-rawa. Namun kini, Cinere lebih dikenal di banding depok. Seiring perjalanan waktu, 1979 wilayah cinere banyak dibeli pengembang dan dijadikan perumahan, menengah keatas. Membuat daerah itu banyak dihuni dan berkembang menjadi kota mandiri. 
            Depok tahun 1981 sudah ditetapkan sebagai Kota Administratif (Kotif) Depok, yang terdiri dari kecamatan Pancoranmas, Beji dan Sukmajaya. Tahun 1999 Depok meningkat menjadi Kota Depok, dengan memasukan Kecamatan Cimanggis, Sawangan, dan Limo.  
Meski demikian, nama Cinere lebih dikenal dibanding Limo. Tahun 2007, Cinere terbentuk menjadi kecamatan hasil pemekaran dari Kecamatan Limo. Kecamatan Cinere membawahi empat kelurahan Cinere, Gandul, Pangkalan Jati Lama dan Pangkalan Jati Baru.
Ini kisah cerita, wilayah Depok berasal dari Tanah Partikelir dan Tana Pardikan. (Salam Solidaritas/Berbagai Sumber)




Jumat, 24 Agustus 2018

VISI DAN MISI


SUHARTO, SE., MM.
PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA (PSI)
CALEG DPRD KOTA DEPOK, DAPIL 2 (BEJI, CINERE, LIMO)

Visi :
“Depok kota maju, lestari dan berbudaya, warganya terlibat mewujudkan keberadaban, keadilan dan kesejahteraan bagi semua”

Misi :
  1. Menjadikan Depok Kota yang aman, sehat, cerdas, berbudaya, dengan memperkuat nilai-nilai keluarga, memberikan ruang kreativitas kepemimpinan yang melibatkan, menggerakkan dan memanusiakan.
  2. Menjadikan Depok tempat wahana aparatur negara yang berkarya, mengabdi, melayani, serta menyelesaikan berbagai permasalahan kota dan warga, secara efektif, meritokratis dan berintegritas.
  3. Menjadikan Depok kota yang memajukan kesejahteraan umum melalui terciptanya lapangan kerja, kewirausahaan, kestabilan dan keterjangkauan kebutuhan pokok, meningkatnya keadilan sosial, percepatan pembangunan infrastruktur, kemudahan investasi dan berbisnis, serta perbaikan pengelolaan tata ruang.
  4. Menjadikan Depok kota yang lestari, dengan pembangunan dan tata kehidupan yang memperkuat daya dukung lingkungandan sosial. 
Program prioritas yang mendukung upaya pembangunan manusia, ekonomi dan infrastruktur, integritas aparatur, kota lestari, dan simpul kemajuan.

Kamis, 23 Agustus 2018

Depok, Riwayatmu Dulu


Sejarah Depok cukup unik, namanya berasal dari unsur Bahasa Jawa, Deprok lalu berubah menjadi Depok. Oleh Belanda di jadikan Kawasan perkebunan dan pertanian, hasil komoditas diekspor ke Eropa.

 Cerita yang diunggah di id.wikipedia.org menguraikan bahwa Depok berasal dari kata Deprok (duduk dengan menyilangan kaki searah). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata Deprok sendiri adalah duduk di lantai dengan kedua kaki terlipat ke satu sisi. Deprok berasal dari Bahasa Jawa maknanya lungguh bersimpuh (duduk dengan menyilangkan kaki searah). 
SUHARTO, SE., MM
CALEG DPRD, KOTA DEPOK, DAPIL 2 (BEJI, CINERE, LIMO)
PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA (PSI)

Konon, jaman Kerajaan Padjajaran, saat Prabu Siliwangi melakukan perjalanan keluar kerajaan, kerap singgah di wilayah dekat kali Ciliwung (saat ini Beji). Wilayah itu alamnya indah nan asri, membuat Prabu betah berlama-lama, sambil Deprok yang tak jauh dari kali Ciliwung. Kali Ciliwung kala itu menjadi, jalur transportasi utama Kerajaan Padjajaran. Untuk menandai wilayah itu, baik punggawa kerajaaan dan pengikutnya menyebut daerah itu dengan sebutan daerah Deprok. Lama kelamaan berubah menjadi Depok. 
            Hal ini diperkuat dengan laporan ekspedisi, Abraham Van Riebeek (1730), yang menguraikan kata Depok bukan berasal dari bahasa asing namun berasal dari bahasa Jawa yang menyebutkan Deprok berarti duduk.
            Versi lain menyebutkan, saat Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten bersama Pangeran Purba hendak menuju Cirebon, milintasi Kawasan Deprok. Namun pengikutnya, Raden Wujud tidak ikut mengiringin rombongan Sultan menuju Cirebon, namun memilih menetap di Deprok. Raden Wujud menetap dan mendirikan Padepokan, tempat melatih ilmu kanuragan dan mengajarkan islam. 
            Daerah yang didirikan Padepokan oleh Raden Wujud, tidak jauh dari Kali Ciliwung. Sebelumnya hutan dan persawahan, namun saat musim kemarau ketersediaan air didaerah itu menjadi masalah. Raden Wujud pun melakukan meditasi, untuk menyelaraskan alam itu dengan kehendak Tuhan. 
            Kesulitan yang dihadapi Raden Wujud pun diberikan jawaban melalui 7 mata air yang berada di sekitarya. Tujuh mata air itu, biasa disebut oleh masyarakat sekitar dengan sebutan 7 sumur keramat, cikal bakal perkembangan masyarakat Depok, (sekarang 7 sumur keramat di Beji).
             Seperti diceritakan, Satiri keturunan ke 3 sesepuh Beji, Engkong Si’in, yang dimuat di Detik.com. Permohonan Embah Raden Wujud, begitu Satiri bercerita doa Embah Raden Wujud Beji dikabulkan pemilih alam dengan munculnya tujuh mata air besar di wilayah Beji. 
Dengan adanya sumber mata air besar (tujuh sumur), Padepokan yang dibangun Embah Raden Wujud berkembang menjadi hunian perkampungan. Sumur ini bukan lubang besar di bawah permukaan tanah, tetapi sumur berbentuk persegi Panjang yang airnya jernih.
Raden Wujud yang masih menjadi kerabat Kerajaan Banten, masih menjalin hubungan baik. Kadang saling mengunjungi, bahan erabat dari Banten menyebut kerabatnya yang tinggal di bilangan Kali Ciliwung ini menyebutnya dengan Padepokan atau Depok. Itulah asal muasal penyebutkan daeah ini disebut Depok.
Satiri, melanjutkan, bukti keberadaan Embah Raden Wujud itu ada dengan menunjukan enam sumur keramat dan sebuah makam keramat, beserta bangunan yang dulunya berfungsi sebagai padepokan. 
Sebagai bukti sejarah menyebutkan nama Depok sudah tercatat pada naskah Belanda yang menyebutkan Cornelis Chastelein membeli tanah di Depok dari seorang Residen di Cirebon yang bernama Lucas Meur (18 Mei 1696). Dari situ, nama Depok terccatat kembali dalam ekspedisi Inspektur Jenderal VOC, Abraham Van Riebeeck (antara 1704-1709), survei ini dilakukan di wilayah pedalaman sungai Ciliwung.

Depok Wilayah Pertanian dan Perkebunan
Cornelis Chastelein merupakan orang Eropa pertama yang membuka usaha pertanian di Depok. Kala itu komoditas ekpor VOC dari Hindia Timur masih tergolong kuno seperti benzoin, kamper, pala, lada, puli dan gambir. Semua itu masuk produk hutan yang dibawa dari Maluku, Barus dan lainnya. 
Surat kabar Counrante Uyt Italien Duytslandt, & c edisi 31 Juli 1627, seperti diunggah poestahadepok.blogspot.com mencerikana Kapal kargo dari Batavia pada Desember 1626 telah tiba di Texel, 24 Juli 1627’. Informasi ini memperkuat adanya perjalanan kapal cargo yang memuat komoditas yang dibawa dari Batavia tiba di texel butuh waktu 7 bulan perjalanan. Begitu berita itu beredar di eropa, banyak kapal cargo mulai melirik angkutan komoditas dari batavis, merek mengambil rute dari Oost Indisch.
            Surat kabar Courante uyt Italien, Duytslandt, &c. edisi 16-07-1633, juga memberitakan kedatangan kapal cargo lebih rinci. Seperti kapal Prins Willem, Hollandia, Zutphen, Amelia, Rotterdam, Hoorn dan Amboina. Kapal-kapal ini di bawah komandan Jenderal Specx. Muatan kapal berisi 36 jenis komoditas yang dirinci menurut volume (seperti pon, pikul). Yang terdiri dari Komoditi lada, rotan, puli, getah dammar, gambir, indigo, kelapa, pala, berlian dan permata.
Dari waktu ke waktu, bulan ke bulan, tahun ke tahun, frekuensi kapal kargo dari Batavia ke Eropa semakin tinggi. Jumlah kapal juga semakin banyak, jenis komoditas semakin banyak dan volume masing-masing komoditas semakin besar, dan kapal-kapal tersebut dicarter oleh Nederlantfe Geoctroyeerde Oost-Indische Compagnie (VOC) seperti dilaporkan surat kabar Ordinaris dingsdaeghse courante, 11-08-1648. 
Perdagangan komoditi-komoditi kuno itu berlangsung sekitar dua abad sejak ekspedisi Cornelis de Houtman tiba di Soenda Kalapa dan VOC mendirikan koloni di Batavia tahun 1619 hingga dimulai komoditi modern yang dibudidayakan di Batavia dan sekitarnya pada akhir abad ke-17. Yang dimaksud komoditi modern seperti gula (suiker) dan mulailah dibudidayakan perkebunan tebu, yang diusahakan para investor VOC dengan mendatangkan kuli dari Tiongkok. Industri gula ini dengan cepat merangsek hingga ke hulu sungai Tjiliwong termasuk bidang usaha yang dilakukan oleh Cornelis Chastelein di Depok.
Sejak itu Depok menjadi wilayah pertanian, yang berada di Pondok Tjina, Sawangan, Tjinere, Tapos, Tjimanggies dan Tjitajam. Jaman itu, Belanda mampu membangun onderneming (pertanian), rata-rata ditanami karet, hanya land sawangan ditanami karet dan padi. Dari lahan karet yang ada hanya Onderneming Tjinere mampu menghasil produksi terbesar sebanyak 8 ton per bulan. Meski begitu, dalam peta sejarah Depok penghasil karet yang masih bertahan hingga tahun 1970.  Sepuluh tahun kemudian sisa-sisa perkebunan tanaman keras seperti karet masih ditemukan cukup luas di Depok dan sekitar, seperti di Pondok Tjina (lahan UI yang sekarang), Sawangan, Tjitajam, Tjinere, Tjilodong, Tapos, Bodjong Gede, Kaoem Pandak dan Tjimanggis. 
Lambat nan pasti perkebunan karet yang ada, menghilang seiring Depok menjadi Hunian yang menyejukan di banding di Jakarta. Namun kondisi Depok 10 tahun sebelumnya masih terasa dingin, kini tak ubahnya seperti Jakarta. Mampukah Depok menghadapi perubahan iklim, dan menjadi sejuk kembali. (Salam Solidaritas)







Rabu, 22 Agustus 2018

Penerimaan Pajak Tumbuh 15,5 persen


Penerimaan pajak hingga 20 Agustus 2018 mencapai Rp760,57 triliun atau 53,41% dari target tahun 2018. Jumlah ini naik 15,49% dibanding penerimaan periode yang sama tahun 2017. Apabila tidak memperhitungkan penerimaan dari program Amnesti Pajak, maka pertumbuhan tahun 2018 mencapai 17,63%.

Secara umum semua jenis pajak utama tumbuh positif dengan penyumbang penerimaan terbesar yaitu PPh Badan, PPh Pasal 21, PPN Dalam Negeri dan PPN Impor tumbuh masing-masing sebesar 22,24%; 15,57%; 9,44%; dan 26,85%.

Berdasarkan jenis industri, penerimaan dari berbagai sektor utama juga menunjukkan kinerja positif di mana industri pengolahan dan perdagangan yang merupakan dua sektor penyumbang penerimaan terbesar tumbuh masing-masing 13,08% dan 29,75%.

Trend pertumbuhan ini memberikan indikasi positif bahwa DJP akan mampu mencapai outlook realisasi penerimaan pajak 2018 yang diperkirakan sebesar Rp1351 triliun. Dengan kata lain, realisasi penerimaan hingga akhir tahun 2018 diproyeksikan dapat tumbuh 17,38%. Berdasarkan outlook ini, maka proyeksi penerimaan pajak tahun 2019 sebesar Rp1572,3 triliun merupakan target yang realistis dengan tingkat pertumbuhan 16,4% dari outlook realisasi tahun ini.

Untuk menjaga trend positif yang dicapai selama tahun ini, DJP akan terus mengoptimalkan layanan dan implementasi berbagai program penting termasuk pelaksanaan PP 23/2018, pemberian restitusi dipercepat, dan pelaksanaan reformasi perpajakan. (Siaran Pers DJP 32/2018).



Bangkitnya Jiwa Kewirausahaan




Pendidikan di Indonesia tidak mengajarkan bagaimana menjalankan bisnis sendiri. Tetapi mengajarkan bagaimana menjalankan bisnis orang lain. Anda mempelajari akuntansi, audit, hukum, dan lainnya diarahkan untuk menghitung uang orang lain, mengaudit, membela hukum bisnis orang lain.

Polulasi dunia kian meningkat, tahun 1999 mencapai 6 miliar, dan tahun 2020 diperkirakan tembus angka 8 miliar. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia menurut proyeksi Bappenas, Badan Pusat Statistik (BPS) dan United Population Fund (UNFPA), mencapai 271 juta jiwa tahun 2020. Pulau jawa masih mendominasi populasi di Indonesia. Mencapai 152,45 juta jiwa atau 56 % dari total penduduk Indonesia.
SUHARTO, SE., MM. saat mengikuti Raker APEKSI di Kota Tarakan, Kaltara. 


Peningkatan jumlah penduduk tersebut sedianya dibarengi ketersediaan lapangan kerja baru. Namun yang terjadi justru banyak terjadi privatisasi, merger dan akuisi perusahaan yang berdampak pada PHK masal. Penciptaan perusahaan baru, yang mampu menyerap tenaga kerja juga terlihat minim.

Lalu siapa yang harus bertanggung jawab terhadap lapangan kerja baru? Pemerintah, pelaku bisnis atau siapa? Yang jelas setiap individu di jaman milenia ini harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Intinya setiap orang harus mampu menjadi wirausaha. Setiap orang baik bekerja untuk orang lain atau untuk diri sendiri, harus bersifat wirausaha. 

Sebagai seorang wirausaha, harus terus belajar mengambil inisiatif, inovatif, berani, dan kreatif. Kita harus mampu menampilkan, mempromosikan ide-ide berlian kita ke pasar. Pada kondisi seperti ini, kita harus siap menghadapi kesulitan dan menunda kepuasan  dalam hidup. Kewirausahaan banyak diajarkan, di Indonesia, termasuk di Amerika serikat. Ini jawaban dari ketidaktersediaan lapangan kerja baru, untuk memenuhi lonjakan jumlah penduduk.

Setiap orang dilahirkan sebagai wirausaha. Semua memiliki sifat keberanian, kreativitas dan inisiatif, yang dibawah sejak lahir. Ini bisa kita analogikan contoh seorang anak untuk mampu berjalan, tidak perlu mengikuti training berjalan, tetapi dia berlatih berdiri lalu jatuh, berdiri lagi jatuh lagi akhirnya dia tegak berdiri. Setelah berdiri dia mencoba melangkahkan kakinya, terhuyung-huyung jatuh lagi. Dia bangkit lagi, lalu mampu berjalan dengan keseimbangannya. Setelah itu baru dia bisa lari. Jika dia tersandung, dia bangkit sendiri.

Begitu juga soal dia memulai bicara, tidak perlu kursus bicara. Dia mengocek, tertawa, mencoba lagi, sampai akhirnya dia bisa mengucapkan satu kata, merangkai kata lalu bicara. Memahami arti perkataan yang diucapkan orang lain dan mampu mengimbangi pembicaraan. Dia bereksperimen dengan benda disekitarnya, dia menyentuh, tersulut api, dan berani mengambil risiko.

Pembelajaran dan proses itulah sebagai gambaran wirausaha.  Setiap hal yang dilakukan itu merupakan contoh kewirausahaan. Namun, kelebihan seperti itu, seakan hilang manakala memasuki institusi sekolah. Lalu bagaimana anda menjawab kenapa itu bisa terjadi?

Apakah ada institusi dimana anda bisa mempelajari cara menjalankan bisnis anda sendiri. Yang muncul kursus bisnis yang ditawarkan universitas, padahal itu tidak mengajarkan bagaimana anda menjalankan bisnis sendiri, namun mengajari anda bagaimana menjalankan bisnis orang lain. Begitu pula kursus akuntansi, pajak, yang anda hitung adalah uang orang lain.

Saat ini kita tidak perlu berbicara tentang kelebihan teknologi, namun lebih penting membicarakan kelebihan wirausaha. Kita memerlukan wirausahawan untuk menciptakan perusahaan besar dengan teknologi yang baru kita temukan. Orang-orang mampu membuat perusahaan besar dengan menggunakan teknologi inilah yang akan dapat mengatasi tugas menciptakan pekerjaan untuk orang banyak.

Jika kita melihat tren 1000 tahun terakhir, tahun 1000 kekuasaan berada di tangan kaum rokaniawan, yang secara kebetulan adalah beberapa orang yang mampu membaca dan menulis. Tren tahun1455 penemuan mesin cetak yang memungkinkan pengetahuan lebih bisa disebarkan kepada lebih banyak orang. Dengan begitu kekuasaan bergeser perlahan dari agama ke politik.

Tren tahun 1555 polisi mulai berkuasa dan untuk mempertahankan kekuasaan itu, birokrasi dibuat. Tahun 1970 penemuan microchip memungkinakn informasi lebih tersebar kepada kelompok orangn yang lebih besar. Kekuasaan bergeser perlahan dari politik ke ekonomi.

Tahun 2995 ekonomi sekarang begitu penting sehingga menjadi penyebab jatuhnya banyak pemimpn politik, yang disebabkan kejatuhan ekonomi. Sedangkan 2020 keseimbangan kekuasana bergeser perlahan dari birokrasi menjadi kewirausahaan. Abad 20 milik politisi sedangkan abad 21 menjadi milik para pengusaha.

Model kewirausahaan banyak dicontohnya pemilik bisnis dan orang terkaya di dunia. Mulai dari Bill Gate (Mikrosoft), Mark Zuckerberg (Facebook), Jak Ma (Alibaba), dan lainnya. Di Indonesia ada Go-Jek, Bukalapak, tokopedia, akulaku dan lainnya. Semua dimulai dari wirausaha, lalu memanfaatkan teknologi, merekrut karyawan, menjadi besar. Mereka menciptakan bisnis dengan melibatkan banyak orang di dalamnya. Indonesia pun melakukan gerakan nasional 1000 startup digital untuk mengubah menjadi negara maju dan anak muda menjadi penggeraknya.

Untuk orang di birokrat, selama 25 tahun, selalu mempertahankan status keamanan dan standar hidupnya. Namun, untuk individu yang berjiwa wirausaha selalu bersikap ofensif, mencari cara memperbesar kesempatan, kemampuan, kualitas hidup mereka yang meningkat.

Seorang wirausaha sukses sangat memahami apa arti kegagalan. Bagi yang tidak mampu memahami makna kegagalan jangan mengambil jalan wirausaha. Kegagalan bukan akhir permainan, jangan ditakuti. Mereka menyadari, keberanian yang dimiliki, berbuah kegagalan. Wirausaha sukses, prosesnya telah melampau beragai kesulitan dan risiko yang dihadapi dan mampu melampaui risiko yang terjadi.

Ketika menghadapi kesulitan, wirausaha selalu mengerahkan sumberdaya yang dimiliki untuk mengubah kegagalan menjadi kemenangan. Mereka selalu mencoba beberapa pendekatan untuk memecahakan masalah bisnisnya. Wirausaha selalu berhadapan dengan eksperimen dan kegagalan, sangking seringnya, proses itu dijalani dengan enjoy. Setiap kegagalan menjadi pembelajaran untuk mencoba pendekatan baru. Melalui proses gagal, belajar, mencoba pendekatan baru, menjadi kesehariannya menuju sukses. Selama ini kegagalan di tengah masyarakat dianggap sesuatu yang menakutkan, justru kegagalan itu menjadi guru terbaik untuk bangkit, mengembangkan wirausaha berikutnya. (salam wirausaha, salam solidaritas).




Rabu, 15 Agustus 2018

Mandiri Ekonominya, Sehat Warganya


Memutus rantai kemiskinan serta menjadikan Kota Depok layak huni menjadi tantangan yang tiada habis. Daerah penyangga Ibu Kota Negara, ini harus sehat warganya, nyaman ekonominya, gratis pendidikannya. Suharto, SE., MM. bersama warga Beji, Cinere, Limo (BCL) mampu merealisasikan. 
SUHARTO, SE., MM. 
PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA
CALEG DPRD KOTA DEPOK, DAPIL 2-BEJI, CINERE, LIMO
 Untuk mendorong dan membuat warga Depok mandiri ekonomi, terutama keluarga tidak mampu, dilakukan dengan membekali ketrampilan melalui pelatihan. Agar mereka memiliki ketrampilan berwirausaha. Selain itu, masalah pendidikan disediakan beasiswa gratis bagi pelajar berprestasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke unoversitas. Juga warga diberikan progam jaminan kesehatan. Program itu bakal kami realisasikan mewujudkan Warga Depok Mandiri, sehat cerdas, dan bermartabat.
Program kemandirian ekonomi, dengan memperdayakan warga Kota Depok untuk menciptakan munculnya pelaku Usaha Menengah Kecil Mikro (UMKM) baru. Pengusaha kecil baru ini sudah saatnya mendapat perhatian serius. 
Depok sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Negara, memiliki posisi strategis sebagai hunian yang nyaman. Penghuninya banyak yang mencari ekonomi atau pendapatan ke DKI Jakarta. Ini adalah potensi yang harus terus digali. Mereka akan membelanjakan uangnya untuk memenuhi kebutuhan keluarag. Peluang ini yang harus dimanfaatkan pelaku usaha kecil di Depok. idealnya untuk lima tahun mendatang harus tercipta 15 ribu wirausaha baru. setiap tahun minimal harus mencetak 3000 wirausaha, yang tersebar secara merata di setiap RT. Untuk merealisasi program itu, butuh kerjasama yang baik antara DPRD, Pemerintah Kota, dan masayrakat Depok sebagai pelaku UMKM. 
Sebagai calon legislatif (Caleg) Dapil 2 Beji-Cinere-Limo, Kami akan berusaha maksimal mungkin mendorong dan mengawal program kemandirian ekonomi melalui penciptaan wirausaha baru, yang tersebar di setiap RT di wilayah Kota Depok.
            Tahap awal dilakukan traning dan pelatihan kewirausahaan. Bidang traning dan pelatihan yang diselenggarakan mengutamakan bidang yang telah digeluti warga kota. Diantaranya pembuatan kue basah dan kering, jajanan, kuliner, catering, desain dan cetak kaos, handicraft, bengkel motor, jasa instalasi listrik, service hp, mesin cuci, AC, las listrik, pijat refleksi, kursus montir, perbaikan laptop, LCD dan LED,  dan lainnya. Semua barang dan jasa itu sangat dibutuhkan masyarakat kota depok. 
Dipelatihan itu, juga diberikan praktik manajemen bisnis, marketing produk dan jasa, desain produk dan packing yang menarik. Peserta pelatihan juga diberikan ijin usaha gratis, yang melengkapi operasinal bisnisnya. dengan begitu pelaku wirausaha baru ini mampu melebarkan marketnya termasuk mencari permodalan dari perbankan atau mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang rndah bunganya. 
Dengan begitu wirausahawan ini mamu memproduksi, memasarkan, hingga melakukan inovasi produk yang laku dipasaran. Untuk wirausahan yang bergerak di makanan ringan, kue basah, kering, dan kuliner, yang mampu menampilkan produksinya berkualitas dan higines akan diberikan akses berjualan di sekolah-sekolah di Kota Depok. 
Pemberdayaan ekonomi melaui penciptaan wirausahawan jelas untuk menaikan pendapatan dan ekonomi warga kota Depok. Setelah itu, untuk mengontrol perkembangan wirausahawan dilakukan melalui wadah rembuh warga yang dilakukan setiap sebulan sekali. wadah ini untuk mengetahui dan menyerap aspirasi pelaku usaha agar bisa diperdayakan perkembangannya. 
 Peserta yang terlibat para program pnciptaan 15 ribu wirausaha ini, adalah mereka yang direkomendasikan dari RT setempat, yang bisa ikut tu atas rekomendasi RT, tentunya targetnya mereka yang baru menikah namun tidak memiliki pekerjaan tetap. RT lah yang memahami karakter warganya apakah bisa dikembangkan melalui Pendidikan dan pelatihan ini.
Selain itu, progam pemberian beasiswa bagi pelajar berprestasi dari keluarga tidak mampu. Mulai SD hingga kuliah akan diberikan beasiswa. Dengan catatant, memenuhi standar kualitas yang di tentukan. Untuk mahasiswas, minimal 3.00 IP per semester nya, jika kurang dari itu beasiswa tidak bisa cair.
Program ini untuk mendorong keluarga tidak mampu terus berupaya meningkatkan jenjang pendidikannya. sebab, di kota depok ratarata jenjang pendidikannya mencapai D1 dengan program ini menimal mampu mendorong peningkatan pendidikan mencapai jenjang D3. Kontrak pendidikan dengan pemerintah kota ini menjadi jaminan orang tua kurang mampu bersemangat mendorong pendidikan anaknya. Dengan tingkat pendidikan yang bagus, harapannya bisa memutus mata rantai kemiskinan. Pendidikan yang baik membawa perubahan pada penghasilan, dengan begitu anak yang sudah bekerja mampu membantu ekonomi keluarga.
Sedang program pembangunan yang selama ini terpusat di tengah kota mulai digeser ke tingkat RT, membangun bersama warga di lingkungan itu. Mereka kita libatkan dalam pembangunan, agar rasa memiliki bisa tumbuh. Ujungnya antara daerah satu dan lain di kota Depok tidak terjadi kesenjangan, semua pembangunan bisa dilakukan sama di setiap RT, dengan pendanaan yang jelas dari dana keluarahan yang akan kami perjuangkan.
Program pemberian jaminan kesehatan untuk keluarga tidak mampu untuk ditingkatkan. Semua ini untuk membangun indek manusia di kota Depok yang sehat. Harapan hidup menjadi tinggi dan menjadi Kota Depok tercinta ini menjadi layak huni. Untuk melindungi keluarga tidak mampu, bila masalah kesehatan datang, disediakan gratis biaya kesehatan. Untuk tahap awal diperbaiki layanan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Yang saat ini masih untuk masyarakat tidak mampu, nanti di tingkatkan ke keluarga menengah.
Pelayanan KIS masih dibawah standar, ditingkatkan dengan memperbaiki fasilitas kesehatan termasuk obat-obatan, baik ditingkat pukesmas, rumah sakit, klinik di Kota Depok, agar mampu memberikan layanan kesehatan yang optimal di tengah masyarakat.
Termasuk meningkatkan daya dukung lingkungan, membangun ruang terbuka hijau sesuai dengan aturan rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Depok, mencapai 30 persen dari wilayah kota. Ruang terbuka hijau ini bisa dimanfaatkan warga kota Depok untuk bersosialisasi, berwisata, kegiatan sosial, berolahraga dan lainnya. 
Sehat jasmani dan sehat rohani melalui kegiatan yang diberikan wadah yang nyaman. Ini upaya-upaya yang harus mendapat dukungan warga Beji, Cinere, dan Limo untuk memilih wakil yang duduk di DPRD, dan bisa mewakili  dan memperjuangkan aspirasinya.
Suharto, SE., MM dari Partai Solidaritas Indonesia, Caleg DPRD Kota Depok, Dapil 2 (Beji, Cinere, Limo) siap mengemban amanah warga dan memperjuangkan aspirasi untuk pembangunan disemua lini kehidupan. (Salam Solidaritas)



Minggu, 12 Agustus 2018

Berpikir Masa Depan


Semakin cepat lingkungan berubah, semakin banyak kebutuhan untuk masa depan.

Perubahan, selalu membawa keuntungan dan kerugian bagi yang tidak mempersiapkan diri. Banyak pihak yang tidak mengetahui apa yang tersimpan di masa depan untuk mereka. Disinilah perlunya memahami hal-hal yang mungkin terjadi di masa depan.
Sepanjang pengetahuan hidup, kebanyakan dari kita disuapi dengan banyak pengetahuan masa lalu (sejarah dan kejadian mapau), masa kini (apa yang terjadi, berita), dan pengetahuan tentang kehidupan setelah mati. Namun sedikit mengenyam ajaran tentang masa depan.
SUHARTO, SE., MM
PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA (PSI)
CALEG DPRD KOTA DEPOK, DAPIL 2 (BEJI, CINERE, LIMO)
Waktu seakan berjalan lambat di masa lalu, membuat banyak pihak tidak merasa penting pengetahuan  masa depan. Jika ada yang mampu, individu yang berpikiran maju sepanjang peradaban cenderung lebih maju.
Kuncinyanya, untuk bisnis dan karir, tidak lain mengetahui kecenderungan dan kapan harus bertidak. Untuk mengetahui apa yang akan terjadi di masa mendatang, kapan bisa masuk dan kapan harus keluar (berhenti). Orang itu bisa memperoleh kesuksesan yang sangat besar.
Pengetahuan tahu-kapan adalah ketrampilan yang jarang ditonjolkan, meskipun seseorang tahu-bagaimana atau tahu-siapa. Namun bila keterampilan tahu-kapan kurang bagus, juga menghadapi kegagalan.
Indonesia, salah satu negara yang mengalami bonus demografi Panjang. Mulai tahun 1990 hingga 30 tahun mendatang Indonesia menghadapi bonus demografi. Di Tahun 2020 Indonesia juga menghadapi lagi, mayoritas penduduk yang berusia produktif (15-65 tahun) cukup besar. Bila usia itu mampu berkontribusi pada ekonomi bangsa, itulah yang menguntungkan.
Namun, bonus demografi itu tidak merata pertama terjadi di DKI Jakarta tahun 1990, termasuk di kota besar di Jawa, Sulawesi Utara, dan Sumatera Barat. Di perkotaan, Program Keluarga Berencana (KB) berhasil menekan angka kematian ibu dan anak yang menghasilkan generasi usia 5-15 tahun terus meningkat. Bisa di katakana piramida penduduk tiap tahun bergeser seperti balon yang mengecil di bawah, membesar di atas.
Namun sayang bonus demografi, diisi generasi tingkat pendidikan yang tidak terlalu tinggi. Ini menjadi kendala ketika ada pendirian pabrik secara besar-besaran. Dukungan tenaga kerjanya masih rendah, sehingga kegiatan yang dilakukan masih sederhana dan padat karya.
Meski demikian, upaya mengambil manfaat bonus demografi harus terus diupayakan pemerintah daerah. Membangun irigasi untuk pengairan sawah, harus diarahkan untuk pertanian modern. Ini untuk mengarahkan penduduk bekerja di pertanian mordern. Jika dikerjakan secara masif, bonus demografi di desa dapat menyediakan lapangan kerja di sektor pertanian, industri, dan perdagangan pertanian.
Bonus demografi di Indonesia akan berlangsung lebih lama. Sampai Indonesia berusia  100 tahun nanti, bonus demografi akan terung berlangsung yang beralih ke propinsi lain seperti NTT, Papua, dan sebagainya. Kita tidak akan kehabisan tenaga muda, juga dukkungan daya beli yang luar biasa. Pasokan tenaga muda yang tersebar, tidak terjadi dalam serentak, namun berturut-turut yang tidak ada habisnya.
Ini sebagai gambaran, bagaimana memilliki kemampuan berpikir di masa depan, menjadi sangat penting. Ini lebih penting saat segalanya jalan begitu cepat hal-hal masa depan dating begitu cepat besok menjadi hari ini. Dan masa depan terjadi si masa sekarang.
Bisa di alaogikan, jika anda mengendarai mobil di pegunungan, jalan berliku dengan sorot lampu pendek, dapat dipastikan anda tidak berani mengendarai dalam kecepatan tinggi. Bukan karena anda tidak bisa melihat jauh, jika anda menyalakan lampu jarak jauh anda merasa nyakin karena bisa melihat jauh ke depan.
Ini sama dengan jika kita melihat masa depan secara samar, kita hanya nyakin dan siap hanya untuk mengatasi rintangan di depan. Bisa dibayangkan bagaimana nasib seseorang yang tidak punya ide apa pun tentang masa depan. Mereka pasti menabrak dan tertabrak kendaraan yang lewat. Bisa di pastikan bila tidak memiliki pengetahuan masa depan, diperkianakan aan mengalami kejatuhan masa depan.
Untuk di tingkat perusahan mengapa penelitian dan pngembanngan menjadi hal yang penting. Litbang menjadi hal yang penting di dunia yang penuh dengan persaingan. Produk atau jasa cepat mengalami ketinggalan zaman dalam tempo singkat. Namun bisa di atasi dengan memppersiapkan litbang sekarang untuk terus menghasilkan produk baru untuk memenuhi trend masa depan. Jika tidak bisnis akan cepat gulung tikar atau keluar dari bisnis.
Sebagai individu seharusnya kita sudah mulai memikirkan dan menyiapkan diri untuk mempelajari ketrampilan baru untuk mengatasi perkembangan baru. Jika kita terbatas dana, bisa melakukan langkah amati tiru mereplikasi (ATM). Meniru disini bukan melanggar hak orang. Namun meniru dan mengubah, inovasi dan memikirkan suatu produk atau asa yang baru lebih baik.
Saatnya tiba memikirkan kurikulum yang mendorong pemikiran masa depan. Semua orang, muda dan tua harus mewaspadai subjek ini sebelum terlambat. Masa depan sangat tergantung pada apa yang kita lakukan di masa sekarang untuk mempertahankan masa depan.
Orang bisa beradaptasi lebih baik bila mereka memiliki informasi tentang apa yang tersedia di masa depan lebih awal. (Salam Solidaritas/berbagai sumber).